Sehabis sholat maghrib, ketua dkm musholla di lingkungan tempat aku tinggal mengajakku datang ke acara aqiqah salah satu tetanggaku. Yah berhubung aku juga sudah lama tidak datang ke acara seperti ini it’OK lah. Dan ternyata memang tidak sia – sia aku datang kesana, aku mendapatkan sebuah nasihat yang luar biasa.
Ketika seorang bayi dilahirkan tentu tidak asing kalau kita mendengar suara tangis yang menggemaskan.. namun dibalik tangis tersebut sebetulnya mengandung sebuah rahasia luar biasa yang dapat kita ambil pelajaran dalam mengarungi hidup. Imam Ghazali rah.a di dalam kitab Ihya ‘Ulumuddin menerangkan bahwa
“ketika kita terlahir ke dunia, maka pasti akan menangis. Tetapi orang – orang disekitar kita bukan menangis mereka akan merasa senang dan tersenyum melihat kelahiran kita”
betapa tidak, kurang lebih 9 bulan lamanya kita berada di dalam kandungan perut ibu kita dalam keadaan yang gelap gulita dan sempit. Sementara pada saat kita terlahir ke dunia ini dalam keadaan terang benderang. Maka sudah sepantasnya kita merasa kaget dengan semua ini, dan pada dasarnya semua bayi yang terlahir mengucapkan kata yang sama yaitu “aina” yang berarti “dimana”.
Lebih lanjut Imam Ghazali berpesan “ Namun rubahlah keadaan yang demikian ketika engkau wafat menghadap Allah Azza Wa Jalla, jadikan dirimu dalam keadaan senang menghadapNya dan jadikan orang – orang di sekitarmu bersedih atas kepergianmu”.
Kepada kita senang menghadap sang Maha Kuasa Allah Azza Wa Jalla..?
Karena selama di dunia kita telah memiliki bekal amal ibadah yang cukup untuk mengarungi kehidupan abadi di akhirat kelak. Dan sebaliknya orang – orang di sekitar kita akan merasa kehilangan dengan kepergian kita. Karena kita telah banyak berbuat baik kepada sesama. Maka dari itu saudaraku yang di rahmati Allah, mari rubah hidup kita saat ini juga….
Semata – mata Allah Azza wa Jalla menciptakan kita untuk beribadah kepada-Nya. Dan ketahuilah saudaraku, pada saat kita di keluarkan Allah Azza wa Jalla dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu apapun. Sesungguhnya Dialah Allah yang telah menghiasi diri kita dengan pendengaran, penglihatan, dan tentunya hati. Maka dari itu marilah bersama kita berusaha untuk menjaga titipan Allah Azza wa Jalla ini.
Entah berapa banyak tanda – tanda kebesaran Allah Azza wa Jalla yang kita lalaikan. Kita lebih senang berkutat dengan logika dengan mengesampingkan keimanan kepadaNya. Entah berapa sering kita lalai dengan panggilan Nya. Dan entah berapa banyak perintahNya yang kita langgar. Ketahuilah saudaraku, aku dan engkau ingin memperoleh kebahagiaan yang sejati. Entah sampai kapan kita hidup di dunia ini.
Kita sering kali menunda sholat yang memang sudah menjadi kewajiban kita. Sering kali teguran Allah hanya kita anggap sebagai fenomena alam yang biasa. Dan sering kali kita menyalahkan satu sama lain ketika adzab Allah Azza wa Jalla menghampiri negeri yang kita cintai ini.
Marilah bersama – sama kita memperbaiki diri, dari mulai hal yang terkecil yang kita bisa. Jangan sungkan untuk mendatangi masjid, jangan enggan untuk mengambil air wudhu.. jangan takut dengan cibiran orang ketika kita datang ke majelis ilmu. Dan jangan menyerah dengan ejekan orang ketika kita memutuskan untuk meniti jalan menuju ridho Allah Azza wa Jalla.
Saudaraku yang di rahmati Allah, pengorbanan yang kita lakukan saat ini tidak ada sedikit pun bandingannya dengan perjuangan Rasulullah SAW. Beliau saw- lah yang rela untuk tidak tidur karena beribadah kepada Allah semata – mata untuk mendoakan ummatnya. Beliau saw – lah yang memanggil orang – orang yang sangat beliau cintai di akhir hayatnya. Orang yang tidak pernah beliau jumpai di akhir zaman, orang yang senantiasa mencemooh perjuangannya. Namun begitu mulia akhlaq beliau Rasulullah SAW.
Senantiasa kita dibanggakannya, karena kita tidak pernah berjumpa dengan beliau, tidak pula menatap wajah beliau, apalagi duduk bersama beliau. Namun kita beriman kepadanya… untuk itu cintailah Sayyidina Muhammad SAW sampai akhir hayat. Ziarahi maqam beliau di Madinah Al – Munawarroh. Dan hendaklah senantiasa berrsholawat kepada Beliau SAW. Untuk memperoleh kehidupan yang tenang di akhir zaman ini.
Yang pada intinya marilah aku dan engkau, saatnya kita memberi porsi waktu untuk agama. Mulai lah menanamkan loyalitas terhadap agama ini. Jangan ragu untuk berkorban demi Allah dan RasulNya. Dan kelak tiada pengorbanan yang sia – sia di hadapan Allah Azza wa Jalla…. dialah Allah,,, nama yang terindah di dalam sanubari kita………………
siiip….