Alhamdulillah pada bulan suci Ramadhan 1436 H kemarin, saya berkesempatan untuk menunaikan ibadah umroh ke tanah suci Makkah almukarramah dan Madinah almunawwarah, berikut ini adalah beberapa cerita selama berada disana
Perjalanan Jakarta – Jeddah
Perjalanan berangkat pada 25 juni 2015 siang hari, berangkat menggunakan pesawat Etihad dari Jakarta menuju Jeddah tapi transit dulu di Abu Dhabi. Perjalanan dari Jakarta – Abu Dhabi lebih kurang selama 7 jam, sementara dari Abu Dhabi – Jeddah lebih kurang 2 jam, jadi overall Jakarta – Jeddah lebih kurang 9 jam. The common problem selama diatas pesawat adalah masalah bahasa, kebetulan pramugari di pesawat saya tumpangi ini tidak bisa berbahasa Indonesia (wajar sih maskapai internasional) jadi selama perjalanan Jakarta – Abu Dhabi saya membantu menjadi translator kalau ada jamaah terutama yang sudah sepuh ingin minta makanan atau minuman (padahal bahasa inggris gua juga gak bagus bagus amat ). Tapi beruntung perjalanan Abu Dhabi – Jeddah lebih baik sebab pramugari maskapai tersebut ternyata orang Solo (wuahaha wong solo ternyata ). Oh iya, karena berangkat dari Jakarta pada sore hari sekitar pukul 03.00 PM, jadi saya buka puasa dan sahur diatas pesawat. Cuma ya gitu, biasa buka dan sahur makan nasi hehe kali ini harus makan roti ala western food gitu deh.
Sampai di Jeddah sekitar waktu subuh, shalat subuh dibandara, keluar imigrasi, dan terus melanjutkan perjalan menuju kota Nabi SAW. Kalau saya tidak salah hitung perjalanan dari Jeddah menuju Madinah ditempuh dalam tempoh 5 Jam menggunakan bus dengan kecepatan rata – rata 90km/jam. Dan juga sempat berhenti beberapa tempat untuk istirahat sekitar 15 menit untuk buang air kecil dan sholat dhuha.
Tiba di Madinah
Setelah menempuh perjalanan cukup jauh dari Jeddah, akhirnya tiba juga di kota Madinah almunawwaroh. Kota dimana Rasulullah hijrah dari tanah kelahiran beliau SAW semata – mata untuk agama ini. Saya tiba di Madinah pada hari Jum’at 26 Juni 2015, sekitar pukul 11.20. Dari kejauhan sudah tampak kubah hijau masjid Nabi berdiri begitu indahnya.
Saya dan rombongan sampai di hotel yang berjarak hanya sekitar 500 M dari masjid Nabawi. Sesampainya dihotel kami langsung mandi dan bersiap – siap untuk shalat Jumat. Kebetulan di dalam satu kamar ada 4 orang, dan saya bersama dengan seorang mbah dari kota Jambi. Selama ibadah umroh ini baik di madinah maupun di makkah kami selalu bersama.
Saya dan rombongan di madinah selama 5 hari, dan pengalaman paling berkesan ketika di madinah yakni ketika memasuki raudhah. Raudhan adalah sebidang tempat di dalam masjid Nabawi yang berada di sebelah kanan (kalau kita menghadap kiblat) dari maqam Rasulullah SAW. Pada hari pertama (selesai shalat jum’at) saya berusaha masuk ke raudhah tapi tidak berhasil karena jumlah jama’ah yang sangat banyak sekali membuat saya hanya melintas sepanjang jalan dari bab Assalam (pintu Assalam) melewati maqam Rasulullah SAW.
Ternyata saya dapatkan info dari salah satu jamaah asal Indonesia yang sudah beberapa kali umroh beliau mengatakan
kalau mau enak masuk raudhah selepas subuh, waktunya agak panjang, cuma jangan shalat disitu karena gak ada shalat sunnah ba’diyah setelah subuh
Alhamdulillah keesokan harinya dan seterusnya saya dan mbah bisa memasuki raudhah selepas subuh. Oh iya dan untuk wanita diberikan waktu khusus untuk ke raudhah, yakni waktu dhuha dan kalau tidak salah sekitar selepas dzuhur.
Cerita yang juga paling berkesan selama di Madinah adalah tentang berlomba – lomba nya masyarakat sekitar masjid Nabi untuk bersedekah dan menjamu jama’ah untuk berbuka puasa di masjid Nabi. Jadi begini ceritanya, selama bulan ramadhan selepas ashar setiap shaf sudah dihamparkan plastik panjang dan dispenser – dispenser berisikan air zam – zam. Nanti banyak dari kalangan pengusaha disana yang sudah memiliki ‘kavling’ masing – masing. Misalnya pengusaha A kavling dia adalah di shaf pertama, pengusaha B di shaf kedua, dan seterusnya. Nah pada setiap kavling yang dimiliki itu lah pengusaha tersebut menjamu makanan dan minuman untuk berbuka puasa bagi jama’ah masjid Nabi.
Adapun pengusaha – pengusaha tersebut memiliki anak dan pembantu yang membantu menyiapkan makanan dan minuman untuk berbuka puasa. Selain itu anak – anak mereka dan pembantu – pembantu mereka ditugaskan untuk stand-by berdiri di depan gerbang masjid Nabi. Tugas mereka adalah mengajak setiap jama’ah yang hendak masuk untuk ‘join’ di kavling mereka hehe luar biasa kan (I love u so much Madinah). Nah pengalaman saya baru menyebrang dari hotel sudah di tarik dengan salah seorang anak yang mengajak bergabung di kavling milik ayahnya dan langsung di tuntun masuk menuju kavling tersebut tetapi yang lucu nya adalah selama perjalanan masuk ke dalam masjid Nabi ramai orang mencoba membujuk kami untuk bergabung ke tempatnya sampai ada yang bisa berbahasa Indonesia, mereka mengucapkan
“orang Indonesia ?? disini aja .. disini ada nasi sama sayur “
Hehe luar biasa kota Nabi SAW, selama di Madinah juga kami sempat berziarah ke maqam Baqi’ yang ada di sebelah masjid Nabi. Dimana disana terdapat maqam beberapa sahabat Rasulullah SAW juga. Dan juga kami sempat berkunjung ke beberapa tempat di madinah seperti masjid Jin, masjid Qiblatain dan juga perkebunan kurma.
Heheh intermezzo sedikit nih, ternyata di masjid Madinah banyak juga berkeliaran kucing – kucing di sekitar masjid. Nah berikut ini adalah foto kucing yang sedang minum di masjid Nabi.
Setelah 4 hari di Madinah, saya dan rombongan pun melanjutkan ibadah menuju Makkah al- mukarramah untuk melaksanakan Umroh dan mengambil miqat pertama di masjid Bir ‘Ali(bersambung)